Senin, 12 Januari 2015

Cerpen "Masih seperti Dulu"


Siang hari di Kota Palembang sungguh sangat tak bersahabat. Mentari seakan ingin membakar setiap orang yang berani menentang sinarnya. Membuat semua orang merasa enggan untuk  keluar dari peraduannya. Jalanan disekitar terlihat lenggang, namun masih terlihat beberapa kendaraan yang berlalu lalang seakan tak menghiraukan sinar matahari yang siap menggosongkan kulitnya. Pedagang keliling yang juga tidak mau menggosongkan kulitnya berbondong-bondong menuju tempat yang lebih nyaman untuk menjajahkan barang dagangannya.
             Terlihat seorang gadis cantik yang sedang duduk sendirian di bawah rimbunnya pohon yang terletak di pinggir kambang iwak yang merupakan tempat tongkrong banyak anak muda di kota ini. Namun, ia seolah-olah tidak peduli dengan  cuaca yang begitu teriknya , sungguh aneh melihat seorang gadis yang mau keluar di cuaca yang begitu panas ini . Mengingat banyak gadis yang lebih memilih tidur siang dari pada duduk-duduk di pinggir kambang iwak  seperti ini. Gadis cantik itu bernama Tania Putri. Ia memakai blouse berwarna pink dengan paduan jilbab yang berwarna senada , wajahnya hanya diolesi bedak dan sedikit lipgloss di bibirnya. Namun, itu tak menyurutkan kecantikan yang terpancar dari dalam diri gadis itu.  Ia terlihar sedikit bosan, beberapa kali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya . Ia sedang menunggu kekasihnya, Damian. Hampir 30 menit Tania menunggu nya, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda Damian untuk datang. Tania patut kecewa, pasalnya mereka sudah jarang bisa meluangkan waktu berdua walau hanya untuk jalan-jalan saja. Mengingat Damian sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa yang katanyadisibukkan oleh banyak tugas dari dosennya.

Tania menatap kolam ikan yang ada di depannya, sesekali ia menghembuskan nafas dengan sembarang pertanda ia merasa bosan menunggu. Matanya jauh menerawang , ia kembali teringat perkataan sahabatnya, Vanilla yang sudah beberapa kali menasehatinya.
 " loe harusnya hati-hati Tan. Pergaulan anak kuliahan itu udah  luas, jadi jangan sampai Damian tertarik gadis-gadis lain di kampusnya ".
 " Tania, kayaknya Kak Damian sekarang berubah deh. Dia udah gak perhatian dengan loe lagi kayak dulu, buktinya dia sekarang sudah jarang sms atau nelpon kamu kan?
 " Hubungan kalian merenggang Tan, loe gak capek apa dikacangin terus sama Damian?" kata-kata itu sukses membuat telinga Tania panas, ia berharap kata-kata tersebut  hanyalah perkiraan sahabatnya saja. Dia merasa belum siap jika suatu saat kekasihnya pergi meninggalkannya. Hanya memikirkan kak Damian akan meninggalkannya saja sudah membuat Tania begitu sedih. Hal itulah yang terus menggangu Tania hingga saat ini, terlebih orang yang ia tunggu belum menampakkan batang hidungnya sampai sekarang . Ia takut Damian tidak memenuhi janjinya untuk datang . Namun bagaimanapun juga, ia harus mempercayai kekasihnya itu. Bukankah suatu hubungan itu dilandaskan oleh sebuah kepercayaan?
   Tak lama kemudian  handphone Tania bergetar pertanda ada sms yang masuk. Ia berharap sms tersebut dari kekasihnya. Namun yang ada hanyalah sebuah sms yang tak begitu penting dari teman sekelasnya. Ia terlihat kecewa, ternyata benar yang dikatan Vanilla bahwa hubungannya dengan Damian memang sedang merenggang. Damian sibuk dengan tugas-tugasnya tanpa memperhatikan Taniaa lagi. Namun, tak dapat dipungkiri cinta Tania terlalu dalam kepada Damian hingga ia tak berani menuntut banyak perhatian dari kekasihnya itu . Ia hanya merasa bahagia bisa memiliki Damian walau kini ia sedikit berubah.

   Ketika Tania sedang asyik berkutat dengan fikirannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menutup kedua matanya. Ia sontak merasa kaget. Ia ingin meronta namun ketakutannya membuat tubuhnya membatu. Rasanya Tania ingin berteriak, namun mulutnya langsung di tutup oleh tangan orang tersebut yang sebelahnya lagi. Ia merasa takut , di sekitar daerah ini memang agak rawan terjadi perampokan . Jantungnya berdegup kencang, dalam hatinya ia meminta pertolongan kepada tuhan agar di selamatkan dari segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun, si pemilik tangan kemudian melepaskan tangannya perlahan. Tania langsung membuka kedua matanya untuk melihat orang tersebut, namun sejurus kemudian matanya menangkap seikat bunga mawar merah yang begitu indah tepat di hadapannya. Mau tidak mau bibir Tania tertarik simetris membuat sebuah senyum yang sangat indah di pandang.

 " maaf ya sudah buat dedek nunggu lama, soalnya kakak ke toko bunga dulu buat beli     bunga kesukaan dedek " , kata seseorang dari belakang yang tak lain adalah Damian . Hari ini ia terlihat begitu keren walau hanya memakai kaos oblong dan celana jeans panjang. Rambutnya yang sedikit panjang dibiarkannya acak  mencerminkan kepribadiannya yang cuek. Gayanya yang cuek itulah yang membuat Tania menjatuhkan hatinya pada lelaki ini. Tania begitu terpana sampai rasa kesalnya menguap digantikan dengan rasa bahagia yang teramat sangat .

" iya gak papa kok kak " ,katanya beberapa detik kemudian. Damian kemudian menyodorkan bunga mawar tersebut kepada Tania yang langsung di sambutnya dengan senang hati . Hati Tania seperti mau meleleh jika di dekat Damian. Damian selalu bisa membuat nya deg-degan saat didekatnya. Terlebih perhatiannya hanya ditunjukkan kepada Tania semata seakan Tania adalah gadis yang paling berharga dihidupnya. Lalu kemudian ia teringat perkataan sahabatnya Vanilla tentang Damian.
" Tania, kayaknya Kak Damian sekarang berubah deh. Dia udah gak perhatian dengan loe lagi kayak dulu, buktinya dia sekarang sudah jarang sms atau nelpon kamu kan?
Kemudian Tania tersenyum. Kamu salah Van. Damian gak pernah berubah. Ia masih Damian yang perhatian seperti dulu, katanya dalam hati. 
" kita pergi sekarang yuk? ", ajak damian sejurus kemudian sambil menarik tangan Tania. Senyum Tania mengembang, tenyata dugaan Vanilla memang salah. Damian memang cuek ,tapi ia tetaplah Damian yang selalu setia dan peduli terhadap Tania.
Siang hari yang indah bagi Tania dan Damian. Gemericik air di kolam seakan ikut

senang menyaksikan kisah cinta mereka. Angin berhembus seakan ikut merasa kasmaran melihat dua sejoli yang sedang dipertemukan Tuhan itu. Kemudian kedua insan tersebut belalu, menikmati kebersamaan mereka berdua di sisa hari yang terik ini. 

                                                                              

                                                                           END

Lagi liat-liat dokumen nemu cerpen lama untuk tugas sma dulu, jadi pengen diposting nih..
biasa waktu masih jaman-jaman abg dulu masih labih haha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar