Siang hari di Kota Palembang sungguh
sangat tak bersahabat. Mentari seakan ingin membakar setiap orang yang berani menentang sinarnya.
Membuat semua orang merasa enggan untuk
keluar dari
peraduannya. Jalanan disekitar terlihat lenggang, namun masih terlihat beberapa kendaraan yang berlalu lalang seakan tak
menghiraukan sinar matahari yang siap menggosongkan kulitnya. Pedagang keliling yang juga tidak mau menggosongkan
kulitnya berbondong-bondong menuju tempat yang lebih nyaman untuk menjajahkan
barang dagangannya.
Terlihat seorang gadis cantik yang sedang duduk sendirian di bawah rimbunnya
pohon yang terletak di pinggir kambang iwak yang merupakan tempat tongkrong banyak anak muda di kota ini. Namun, ia seolah-olah tidak peduli dengan cuaca yang begitu teriknya ,
sungguh aneh melihat seorang gadis yang mau keluar di cuaca yang begitu panas
ini . Mengingat banyak gadis yang lebih memilih tidur siang dari pada
duduk-duduk di pinggir kambang iwak seperti ini. Gadis cantik
itu bernama Tania
Putri. Ia memakai blouse berwarna pink dengan paduan
jilbab yang berwarna senada , wajahnya hanya diolesi bedak dan sedikit lipgloss di
bibirnya. Namun, itu tak menyurutkan kecantikan yang terpancar dari dalam diri
gadis itu. Ia terlihar sedikit bosan, beberapa kali ia melirik
jam yang melingkar di pergelangan tangannya . Ia sedang menunggu kekasihnya, Damian. Hampir 30 menit Tania menunggu nya, namun
sepertinya tidak ada tanda-tanda Damian untuk datang. Tania patut kecewa, pasalnya mereka sudah jarang bisa meluangkan waktu berdua walau hanya
untuk jalan-jalan saja. Mengingat Damian sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa yang “katanya” disibukkan oleh banyak
tugas dari dosennya.
Tania menatap kolam ikan yang ada di
depannya, sesekali ia menghembuskan nafas dengan sembarang pertanda ia merasa bosan
menunggu. Matanya jauh menerawang , ia kembali teringat perkataan sahabatnya, Vanilla yang sudah beberapa kali
menasehatinya.
" loe harusnya hati-hati Tan. Pergaulan anak
kuliahan itu udah luas, jadi jangan
sampai Damian tertarik gadis-gadis lain di kampusnya ".
" Tania, kayaknya Kak Damian sekarang berubah deh. Dia udah
gak perhatian
dengan loe lagi kayak dulu, buktinya dia sekarang sudah jarang sms atau nelpon kamu kan?”
" Hubungan kalian
merenggang Tan, loe gak capek apa
dikacangin terus sama Damian?" kata-kata itu sukses membuat telinga Tania panas, ia
berharap kata-kata tersebut hanyalah perkiraan
sahabatnya saja. Dia merasa belum siap jika suatu saat kekasihnya pergi meninggalkannya.
Hanya memikirkan kak Damian akan meninggalkannya saja sudah membuat Tania
begitu sedih. Hal itulah yang terus menggangu Tania hingga saat ini, terlebih
orang yang ia tunggu belum menampakkan batang hidungnya sampai sekarang . Ia
takut Damian tidak memenuhi janjinya untuk datang . Namun bagaimanapun juga, ia harus
mempercayai kekasihnya itu. Bukankah suatu hubungan itu dilandaskan oleh sebuah kepercayaan?
Tak lama kemudian handphone Tania bergetar pertanda ada sms yang
masuk. Ia berharap sms tersebut dari kekasihnya. Namun yang ada hanyalah sebuah
sms yang tak begitu penting dari teman sekelasnya. Ia terlihat
kecewa, ternyata
benar yang dikatan Vanilla bahwa hubungannya dengan Damian memang sedang merenggang. Damian sibuk dengan
tugas-tugasnya tanpa memperhatikan Taniaa lagi. Namun, tak dapat dipungkiri cinta Tania terlalu dalam kepada Damian hingga ia tak
berani menuntut banyak perhatian dari kekasihnya itu . Ia hanya merasa bahagia bisa memiliki Damian walau kini ia sedikit berubah.
Ketika Tania sedang asyik berkutat dengan
fikirannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menutup kedua matanya. Ia sontak
merasa kaget. Ia ingin meronta namun ketakutannya membuat tubuhnya membatu.
Rasanya Tania
ingin berteriak, namun mulutnya langsung di tutup oleh tangan orang tersebut yang sebelahnya lagi. Ia merasa takut , di sekitar daerah ini memang agak rawan terjadi perampokan
. Jantungnya
berdegup kencang, dalam hatinya ia meminta pertolongan kepada tuhan agar di
selamatkan dari segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun, si pemilik tangan
kemudian
melepaskan tangannya perlahan. Tania langsung membuka kedua matanya untuk melihat orang tersebut, namun
sejurus kemudian matanya menangkap seikat bunga mawar merah yang begitu indah tepat di hadapannya. Mau tidak mau
bibir Tania
tertarik simetris membuat sebuah senyum yang sangat indah di pandang.
" maaf ya sudah buat dedek nunggu lama, soalnya kakak
ke toko bunga dulu buat beli bunga
kesukaan dedek " , kata seseorang dari belakang yang tak lain
adalah Damian
. Hari ini ia terlihat begitu keren walau hanya memakai kaos oblong dan celana
jeans panjang.
Rambutnya yang sedikit panjang
dibiarkannya acak mencerminkan kepribadiannya
yang cuek. Gayanya yang cuek itulah yang membuat Tania menjatuhkan hatinya pada
lelaki ini. Tania begitu terpana sampai rasa kesalnya
menguap digantikan dengan rasa bahagia yang teramat sangat .
" iya gak papa kok kak " ,katanya beberapa detik kemudian. Damian kemudian
menyodorkan bunga mawar tersebut kepada Tania yang langsung di sambutnya dengan senang hati
. Hati Tania
seperti mau meleleh jika di dekat Damian. Damian
selalu bisa membuat nya deg-degan
saat didekatnya. Terlebih perhatiannya hanya
ditunjukkan kepada Tania semata seakan Tania
adalah gadis yang paling berharga dihidupnya. Lalu
kemudian ia teringat perkataan sahabatnya
Vanilla tentang Damian.
" Tania, kayaknya Kak
Damian sekarang berubah deh. Dia udah gak perhatian dengan loe lagi kayak dulu, buktinya dia sekarang sudah
jarang sms atau nelpon kamu kan?”
Kemudian Tania tersenyum. Kamu
salah Van. Damian gak
pernah berubah. Ia masih Damian yang perhatian seperti dulu, katanya dalam hati.
" kita pergi sekarang yuk? ", ajak damian sejurus kemudian sambil menarik tangan Tania. Senyum Tania mengembang, tenyata dugaan Vanilla
memang salah. Damian memang cuek ,tapi ia tetaplah Damian yang selalu setia dan
peduli terhadap Tania.
Siang hari yang indah bagi Tania dan Damian. Gemericik air di kolam seakan ikut
senang menyaksikan
kisah cinta mereka. Angin berhembus
seakan ikut merasa kasmaran melihat dua sejoli yang sedang dipertemukan Tuhan
itu. Kemudian kedua insan tersebut belalu,
menikmati kebersamaan mereka berdua di sisa hari yang terik ini.
END
Lagi liat-liat dokumen nemu cerpen lama untuk tugas sma dulu, jadi pengen diposting nih..
biasa waktu masih jaman-jaman abg dulu masih labih haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar